Senin, 07 Desember 2020

analisis gerakan Vertikal Jum'p






1Posisi Awal Vertical jump ?

Lompat tinggi (vertical jump) adalah lompatan tegak atau kearah vertical yang dilakukan tanpa awalan dengan jangkauan lengan yang setingi-tingginya (Rudi Karwijanto, 2004).

Adapun mekanisme gerak dari lompat (vertical jump) yaitu :

a. Countermovement (posisi awal berdiri tegak lalu melakukan fleksi hip, knee dan ankel joint)

b. Propulsion (gerakan lanjutan dari countermovement menuju gerakan take off)

c. (fase ini diawali take off menuju landing), landing  (gerakan landing menuju end of movement).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi lompatan adalah kekuatan (power) dari tungkai. Selain itu beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah kapasitas dari kerja kardiovaskuler, pulmonal, performa otot, fleksibilitas dan beberapa aspek psikologi dan sosial. Performa otot itu sendiri terdiri dari kekuatan otot (power), daya tahan otot (endurance) dan maskroskopik otot. Agar dapat melakukan gerakan lompat tinggi (vertical jump) secara maksimal maka memerlukan kekuatan otot yang maksimal agar menghasilkan performance otot yang optimal sehingga resiko cidera saat beraktifitas dapat diminimalisir.

2. Kelompok Otot Mana yang diulur?

Untuk menilai vertical jump dimulai dengan para subjek meletakkan jari mereka yang sudah ditandai dengan kapur ke dinding sambil berdiri tegak menghadap ke samping dengan dinding di sisi kanan mereka, kemudian lengan kanan di ekstensi maksimal di atas kepala, subjek akan menandai di titik tertinggi yang bisa dicapai dengan jari. Setelah itu, subjek akan melakukan vertical jump. Pada titik tertinggi lompatan, subjek harus mengulurkan tangan kanan ke dinding untuk menandai ketinggian maksimum melonjak dan menandai dengan jari yang sudah diberi kapur.

3. Bagaimana gerakkan yang baik efisien,efektif dan aman ?

Gerakan yang baik adalah gerakkan yang sesuai dengan posisi awal, cara lompatannya dan sealur saat melakukan tahap - tahapannya. Jangan lupa selalu melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas olahraga dan jangan lupa melakukan pendinginan setelah melakukan olahraga, lakukan lompatan sesuai dengan kemampuan anda jangan memaksakan kapasitas anda, karena jika di paksakan mungkin akan terkena cidera ringan maupun sedang. Gerakkan yang baik adalah dengan memperhatikan betul tahapan tahapan berikut :

a. Lakukan posisi awal yang benar dengan berdiri tegap menghadap ke samping dengan mengangkat satu tangan

b. Lakukan lompatan jika posisi sudah siap dan seperti mengeper untuk landingnya

c. Lakukan jatuhan dengan menggunakan ujung kaki agar tidak cidera dan mendapat pendaratan yang baik.

4. Berapa segmen tubuh yang ikut bekerja ?

Daya ledak otot, pada khususnya kinerja Vertical Jump, dianggap sebagai elemen penting untuk kinerja atlet yang sukses, serta untuk melakukan aktivitas  sehari-hari dan tugas pekerjaan.Vertical Jump adalah salah satu parameter kebugaran untuk mengukur daya ledak (explosive power) dengan mengukur tinggi lompatan atlet. Tes ini sering digunakan oleh atlet, terutama untuk mengetahui perkembangan seorang atlet selama pelatihan. Semakin tinggi  lompatan, maka semakin kuat otot kaki/daya ledak seorang atlet.Peningkatan vertical jump yaitu proses yang lengkap dapat dilihat pada beberapa aspek yang berbeda, diperlukan berapa komponen yang mendukung di antaranya kekuatan tendon, keseimbangan, kontrol motor, kekuatan otot, fleksibilitas otot dan ketahanan otot. Vertical jump didukung oleh peran utama dari otot penggerak tubuh, yaitu kelompok otot m. quadriceps femoris. Peningkatan vertical jump harus bertahap dan diperlukan adaptasi dari m. quadriceps femoris sebagai penggerak utama.  Segemen tubuh yang sangat berperan penting yaitu :

1. Tungka kaki

2. Lutut

3. Pinggul

4. Paha

5. Kelompok otot mana yang bekerj utama ?

Otot-otot yang berperan dalam melakukan Vertical Jump adalah otot-otot tungkai bawah yang terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Adduktor : m. adductor langus, m. adductor brevis, m. adductor magnus, m. pectineus, dan m. gracillis

2. Ekstensor : m. quadriceps femoris, m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus medialis, m. vastus intermedius dan m. Sartorius

3. Hamstring : m. biceps femoris, m. semi tendinosus, m. semi membranosus.

6. Faktor yang mempengaruhi gerakkan ini ?

Faktor yang mempengaruhi gerakan vertikal jump

1. Usia

Semakin bertambahnya usia maka semakin dewasa dalam perkembangan Teknik melompat dan pertumbuhan fisik yang terlatih.

2. Antropometri

Antropometri memiliki peran dalam melakukan vertical jump, bahwa semakin panjang ekstremitas bawah, maka semakin tinggi vertical jump yang dihasilkan.

3. Jenis Kelamin

Laki-laki menghasilkan puncak dan kekuatan rata-rata yang lebih tinggi daripada wanita. Kekuatan yang lebih besar yang diamati pada pria didorong oleh massa otot yang lebih besar, yang memberikan kontribusi kekuatan lebih besar.

4. Penyakit Ekstremitas Bawah

Melakukan vertical jump membutuhkan kondisi fisik tubuh yang optimal. Pasien dengan arthritis idiopatik menunjukkan penurunan momen sendi lutut selama fase take-off vertical jump. Ada kemungkinan bahwa momen ekstensor lutut yang menurun mungkin merupakan indikasi m. quadriceps femoris yang lemah.

KESIMPULAN

faktor yang mempengaruhi tinggi lompatan adalah kekuatan (power) dari tungkai. Performa otot terdiri dari kekuatan otot (power), daya tahan otot (endurance) dan maskroskopik otot. Agar dapat melakukan gerakan lompat tinggi (vertical jump) secara maksimal maka memerlukan kekuatan otot yang maksimal agar menghasilkan performance otot yang optimal. Gerakan yang baik adalah gerakkan yang sesuai dengan posisi awal, cara lompatannya dan sealur saat melakukan tahap – tahapannya. Vertical jump didukung oleh peran utama dari otot penggerak tubuh. Peningkatan vertical jump harus bertahap dan diperlukan adaptasi dari m. quadriceps femoris sebagai penggerak utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar