Senin, 07 Desember 2020

Warming-up dengan pendekatan melalui permainan TRADISIONAL


 Menurut Hartono, dkk (2013: 2) pendidikan jasmani memposisikan anak sebagai suatu kesatuan yang utuh baik lahir maupun batin. Melalui pendidikan jasmani, seorang anak dapat melakukan aktivitas jasmani sekaligus memperoleh pendidikan secara alami. Dengan aktivitas jasmani yang dilakukan, seorang anak dapat mengembangkan potensi fisik yang dimiliki, melatih stabilitas emosional, mengoptimalisasi gerak dasar yang kurang sempurna dan mengembangkan karakter yang ada dalam dirinya. Selain itu, dengan aktivitas fisik atau jasmani anak akan belajar tentang nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari seperti saling menghormati sesama teman, suka menolong, mempunyai rasa simpati terhadap sesama, jujur dan pantang menyerah. Menurut Smith (dalam Hartati dkk, 2012: 30) menyatakan bahwa bermain merupakan dorongan yang timbul langsung dari dalam diri individu, bagi anak merupakan pekerjaan sedangkan bagi orang dewasa lebih dimaknai sebagai hobi. Bermain bagi anak bukan hanya sekedar bermain, namun bermain adalah bentuk dari proses pembelajaran sehingga bermain merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan jasmani, permainan menjadi bentuk aktivitas yang sangat penting. Ketika bermain, semua fungsi tubuh baik jasmani maupun rohani anak akan ikut terlatih. Selain itu permainan merupakan sebuah jembatan untuk meningkatkan daya intelektual seorang anak. Dalam dunia pendidikan diakui suatu pernyataan bahwa makin banyak kesempatan bermain, makin sempurnalah penyesuaian anak terhadap keperluan hidupnya di masyarakat.

Berdasarkan dari hal tersebut, guru pendidikan jasmani dituntut untuk mengembangkan permainan dalam pembelajaran penjasorkes khususnya pada saat pemanasan dengan tujuan untuk meningkatkan minat siswa dan menyesuaikan pembelajaran gerak sesuai dengan karakter siswa. Oleh karena itu, guru harus banyak mengembangkan berbagai aktivitas permainan. Permainan dilakukan saat pemanasan selain untuk meningkatkan minat siswa tetapi juga untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran pendidikan jasmani mengingat bahwa pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan aspek ketrampilan gerak (Hartati dkk, 2012: 24).

penerapan permainan tradisional dalam pemanasan terhadap efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan diharapkan dapat merubah pola pemanasan yang sebelumnya diberikan oleh guru dan menarik antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes. Alasan peneliti menggunakan permainan tradisional dalam pemanasan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran penjasorkes karena dalam permainan tradisional telah memiliki aspek psikomotor, kognitif dan afektif yang tinggi yang sudah sesuai apabila diterapkan dalam pembelajaran penjasorkes.

berikut berberapa permainan tradisional sebagai contoh untuk warming-up agar peserta didik tidak bosan saat melakukan pemanasan dan agar tercipta suasana yang menyenangkan :  seperti alip cendong, alip buaya, sambar elang, gerobak sodor, terompah baja, enggrang, tek-tek, patok lele, kuda lompat, kuda tunggang, ular naga, karet yeye, karet merdeka, karet jepang, engklek orang, engklek surat, permulaan, bisik-gendong, yoyo, gasing, balap pinang, dorong ban, pecah piring, batalion, gotri ala gotri, bola sabit, batu locak, lari goni, tupai dan pemburu, kucing dan tikus, masukkan paku ke botol, congklak dan lain sebagainya.

Dalam pembelajaran di sekolah, permainan tradisional ini paling tepat disisip pada bagian pemanasan dan pada bagian pendinginan.

Jika permainan tradisional itu disisipkan pada bagian pemanasan, maka yang harus diperhatikan adalah, tujuan dari pemanasan itu sendiri. Jangan sampai gerakan permainan tradisional yang dipilih sebagai model pemanasan tidak sesuai dengan tujuan dari pemanasan. Misalnya salah satu tujuan pemanasan adalah meningkatkan denyut nadi pada zona pemanasan yakni antara 100-120 detak per-menit.

Maka, untuk menyesuaikan agar permainan tradisional yang dipilih dapat meningkatkan denyut nadi pada zona denyut nadi pemanasan, harus ada beberapa penyesuaian dalam pelaksanaannya. Dalam melakukan beberapa gerakan harus dikurangi kecepatan berlarinya, bisa pula dengan mengecilkan area permainan, dengan mengurangi durasi permainan dan dengan menambahkan alat-alat bantu lainnya. Terpenting pelaksanaan pemanasan dapat berjalan sesuai dengan semestinya.

Gerakan yang dilakukan KKG Medan Deli yang menggandeng KPOTI Sumut pada penyelenggaraan KOSN kemaren patut didukung sepenuhnya. Apalagi kegiatan ini dapat menumbuhkan penguatan pendidikan karakter pada anak. Sejalan dengan semangat merdeka belajar yang digaungkan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, dan dikerucutkan dalam gelora Medan Merdeka Belajar gagasan Kadis Pendidikan Kota Medan Masrul Badri.

sumber ;

https://medanmerdekabelajar.com/2020/03/08/warming-up-dengan-pendekatan-permainan-tradisional/

https://www.google.com/search?q=warming+up+dengan+permainan+tradisional&oq=warming+up+dengan+permainan+tradisional&aqs=chrome..69i57j69i60.15347j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar